7 Mitos dan Fakta Terbaru Tentang Manfaat Coklat yang Perlu Kamu Ketahui
Apakah Kamu suka coklat? baik coklat
batangan, permen coklat, atau secangkir coklat seduh? tidak dapat
dipungkiri lagi bahwa coklat adalah makanan yang sangat populer saat ini
sejak ditemukan 4000 tahun yang lalu. Hampir semua orang suka makan
coklat, tapi apakah coklat memiliki manfaat baik untuk kesehatan?
bukankah coklat mengandung banyak kafein dan lemak jenuh? Eits, jangan
buru-buru, penelitian telah menunjukkan bahwa coklat dapat menjadi
bagian dari menu diet yang sehat lho 7twister.
Berikut adalah beberapa mitos umum dan fakta sebenarnya tentang coklat yang perlu kita luruskan.
7. Mitos: Coklat memiliki kandungan kafein yang tinggi.
Fakta: Meskipun ketika
makan coklat mungkin menjadikan pikiran kita lebih bergairah, coklat
sebenarnya tidak mengadung kafein yang terlalu tinggi. Sepotong coklat
batangan ataupun segelas susu coklat, keduanya hanya mengandung 6 mg
kafein, jumlah yang sama terkandung dalam secangkir kopi tanpa kafein,
dimana kopi biasa mengandung sekitar 65-135 mg kafein.
6. Mitos: Coklat sarat dengan lemak jenuh dan kolesterol yang buruk bagi kesehatan.
Fakta: asam stearat,
lemak jenuh yang terkandung dalam susu coklat adalah bersifat unik.
Penelitian telah menunjukkan bahwa hal itu tidak meningkatkan kadar
kolesterol (dengan cara yang sama) sebagaimana jenis lemak jenuh
lainnya. Faktanya, mengkonsumsi 1,4 ons cokelat telah terbukti memiliki
manfaat untuk meningkatkan kadar HDL (High-density lipoprotein)
atau kolesterol yang baik.
5. Mitos: Coklat memiliki nilai gizi yang rendah.
Fakta: Coklat adalah
sumber yang baik dari magnesium, tembaga, besi dan seng. Coklat
juga mengandung polifenol (antioksidan yang juga terkandung dalam teh
dan anggur merah) yang bermanfaat untuk menurunkan risiko penyakit
koroner. Sebatang coklat rata-rata mengandung antioksidan dengan jumlah
yang sama dengan segelas anggur merah.
Menurut sebuah studi di Amerika dan Itali, satu porsi dark-chocolate
mengandung lebih banyak antioksidan daripada susu, juga bermanfaat
untuk membantu menurunkan tekanan darah dan meningkatkan resistensi
insulin. Namun tentu saja coklat bukanlah obat, jangan digunakan sebagai
pengobatan utama dalam masalah tekanan darah tinggi ya!
4. Mitos: Coklat menyebabkan gigi berlubang.
Fakta: Sebenarnya
permen pun tidak bertanggung jawab atas gigi yang berlubang. Lubang pada
gigi terbentuk ketika bakteri dalam mulut memetabolisme gula dan
sari-sari dari jenis makanan tertentu (soda, permen, jus, roti, nasi dan
pasta) untuk menghasilkan asam. Asam ini yang kemudian menggerus enamel
dari gigi, dan kemudian menyebabkan terbentuknya lubang.
Protein, kalsium, dan kadar fosfat
dalam coklat sebenarnya memiliki manfaat dalam melindungi enamel gigi,
dan kandungan lemak yang terjadi secara alamiah menunjukan bahwa cokelat
lebih cepat bersih dari mulut dibandingkan permen lainnya.
Penggunaan fluoride seperti biasa dan
perawatan mulut yang tepat untuk menghilangkan residu difermentasi
karbohidrat dapat membantu mencegah pembentukan lubang pada gigi,
baik Kamu makan coklat atau tidak.
3. Mitos: Coklat menyebabkan sakit kepala.
Fakta: Hal ini sudah
menjadi salah satu pandangan umum, namun sebuah studi di University of
Pittsburgh, USA, telah menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara
coklat dan sakit kepala. Sakit kepala secara ilmiah disebabkan oleh zat
amina yang terkandung dalam makanan (termasuk histamin dan
beta-Phenylethylamine) seperti keju cheddar, kacang, daging, dan
alkohol. So, rileks aja dan kunyah coklatmu.
2. Mitos: Coklat menyebabkan jerawat.
Fakta: Terlepas dari
apa yang orang tua atau kakek-nenek kalian katakan, studi yang telah
dilakukan dalam dua puluh tahun terakhir telah mengeliminasi
coklat sebagai penyebab jerawat. Bahkan, banyak ahli kulit meragukan
pernyataan bahwa diet memberikan banyak pengaruh terhadap perkembangan
jerawat. Jerawat diyakini disebabkan oleh kombinasi dari jumlah bakteri
yang tinggi dan minyak yang ada pada kulit.
1. Mitos: Coklat menyebabkan kenaikan berat badan.
Fakta: Setiap makanan dapat menjadi
bagian dari diet yang sehat jika dikonsumsi dalam jumlah yang benar.
Sebatang coklat rata-rata mengandung 220 kalori, jumlah itu cukup rendah
untuk menjadi bagian dari diet
berat badan jika makanan berkalori tinggi lainnya dikurangi. Menikmati
sepotong coklat dapat mengurangi risiko makan “kalap” yang dapat terjadi
ketika Kamu merasa sangat mengininkan makanan favoritmu.
Reputasi buruk dan mitos tentang coklat
ini perlahan-lahan berubah dan penelitian belakangan telah menunjukkan
bahwa coklat dapat menjadi bagian dari gaya hidup sehat, tentu saja
harus dikonsumsi dalam jumlah yang benar.
0 komentar:
Posting Komentar